Selasa, 16 April 2024
BerandadeHumanitiBudayaDede Yusuf : Candi Bojongmenje Perlu Pengembangan Optimal

Dede Yusuf : Candi Bojongmenje Perlu Pengembangan Optimal

Dejurnal.com. Bandung – Candi Bojongmenje di Kampung Bojongmenje, di Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, belum mendapat pengembangan yang optimal dari pemerintah dan lembaga terkait, juga belum menjadi objek wisata, padahal candi ini ditemukan 19 tahun lalu (tahun 2002).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Efendi saat melakukan kunjungan kerja ke situs cagar budaya Candi Bojongmenje di Kampung Bojongmenje, RT01/RW 02, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (25/2/2021).

Lokasi candi yang berada di tengah pemukiman warga dan pabrik, serta harus melewat gang sempit menurut Dede Yusuf mungkin menjadi salah satu penyebab candi ini kurang terperhatikan.

“Intinya, di Jawa Barat itu kan sangat sedikit kita temukan situs bersejarah. Hanya beberapa saja seperti Candi Jiwa Karawang, Candi Cangkuang Garut, Situs Gunung Padang Cianjur. Nah, karena hanya sedikit inilah makanya kita harus melestarikan yang ada, kita perbaiki dan optimalkan keberadaannya,” kata Dede kepada wartawan.

Kunjungan kerja Dede Yusuf ini dalam rangka meninjau dan memberikan perhatian lebih serius lagi dalam proses eskavasi candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-7 tersebut.

Dalam Kunker tersebut turut serta dari Balai Arkeologi Nasional, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Pengelola Cagar Budaya Banten-Jawa Barat, Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat dan Disparbud Kabupaten Bandung.

Dede Yusuf menyebutkan, ada tiga isu yang perlu mendapat perhatian serius terhadap Candi Bojongmenje ini. Pertama, candi ini harus dijadikan enclosure atau sebuah kawasan yang lebih layak.

“Seperti misalnya rumah perawatan yang ada harus lebih representatif, lebih layak, karena dalam rumah perawatan itu kan ada batu-batu candi, ada kuncen atau penjaga candi bahkan ada para penelitinya nanti,” katanya.

Kedua, tempat historis seperti Candi Bojongmenje ini ini harus secure, aman, dan terjaga dengan baik.

“Kita harus hormati keberadaan candi ini seperti lahan dan batu-batunya agar tidak sembarangan orang bisa menginjaknya,,” terang Dede Yusuf.

Sedangkan yang ketiga, kata Dede, Candi Bojongmenje ini harus disosialisasikan kepada masyrakat, dimulai dari anak-anak sekolah.

“Sosialisasi ini penting agar masyarakat tahu bahwa di Rancaekek Kabupaten Bandung ini ada Candi Bojongmenje. Informasi itu harus ada bagi masyarakat dalam rangka pelestarian dan pemajuan budaya,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disparbud Kabupaten Bandung Aten Sonadi memgatakan, pihaknya terus berupaya pelestarian situs cagar budaya. Apa lagi Candi Bojongmenje mampu menunjukkan adanya peradaban di Kabupaten Bandung di masa lalu.

“Candi Bojongmenje ini menunjukkan adanya kehidupan Kabupaten Bandung di masa lalu, yang memberikan pendiidkan ilmu pengetahuan, sosial, dan budaya Kabupaten Bandung,” ujar Aten.

Aten menjelaskan, dari sisi kebijakan, pihaknya sedang melakukan langkah-langkah lebih lanjut agar Candi Bojongmenje ini bisa ditetapkan sebagai situs cagar budaya tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional.

Dalam pengembangannya, katanAten terkendala lahan milik pihak pabrik dan warga setempat. “Namun pada prinsipnya kami sudah berupaya melestarikan, minimal dipelihara, ada juru pelihara dan juru kuncinya, agar tidak rusak, minimal tidak hilang batu-batu candinya juga,” katanya.

Ke depan, haknya pun akan mengembangkan Candi Bojongmenje ini bisa dijadikan destinasi wisata sejarah yang bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar candi juga.

Peneliti Utama Balai Arkeologi Nasional, dr Luthfi Yondri mengatakan,Candi Bojongmenje ini menjadi sebuah jawaban bahwa di Tatar Parahyangana, khusuya Cekungan Bandung tidak ada candi. Sebab selain Candi Bojongmenje, kata Luthfi, di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Badung juga ditemukan Candi Bojongemas.

“Candi Bojongemas dan Candi Bojongmenje ini menunjukan adanya kehidupan era klasik di Tatar Sunda khususnya di Cekungan Bandung. Temuan candi ini sangat langka dan bersejarah di Cekungan Bandung, yang juga memiliki keunikan tersendiri. Ke depannya diharapkan candi ini bisa mengungkap misteri kehidupan di masa sejarah Hindu-Budha di Tatar Sunda,” ujar Lutfi.

Lutfi membantah, candi yang ditemukan tahun 2002 itu terabaikan dan tidak ada perkembangan.

Menurutnya, proses rekonstruksi bangunan candi memerlukan waktu yang panjang penelitiannya, selain perlu dana dan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk masyarakat setempat.

“Saya lihat sudah ada perkembangan dengan adanya juru pelihara, meskipun memang di skala lokal Kabupaten Bandung belum ada tim cagar budayanya. Meski candinya berlokasi di Kabupaten Bandung, namun kewenangan pengelolaannya ada di Provinsi Jawa Barat,” kata Lutfi.

Setelah tim cagar budaya terbentuk, lanjutnya, nanti status Candi Bojongmenje akan diberi pemeringkatan status apakan termasuk cagar budaya peringkat kabupaten, provinsi maupun cagar budaya peringkat nasional.***(di)

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI